Assalamualaikum..
Apa kabar pembaca, semoga keadaan kita dalam kondisi sebaik-baiknya yah.. amin. Seperti biasa, ini kisah tentang pengalaman saya pribadi. Namun kali ini, sangat campur aduk. Kenapa? Saya terinspirasi untuk menceritakan kisah ini ketika saya membaca sebuah blog yang menceritakan tentang satu sifat atau sikap yang sangat membahayakan manusia. Yakni SOMBONG. Dan mengingatkan kejadian yang saya alami beberapa waktu yang lalu. Dimulai dari semangat yang berapi-api, percaya diri 101%, kemudian kecewa, dan kecewa lagi.. lalu memperbaiki kekurangan, mengoreksi diri, lalu saya merasa bahwa inilah yang ingin Allah sampaikan. Yakni hikmah dibalik semua kejadian itu..
Yukk, kita mulai ceritanya..
Seperti pada posting saya yang berjudul MTQ, tahun ini saya berangkat mewakili Kabupaten Malang dalam lomba MTQ ke-24 se-Jawa Timur di kota Madiun. Cabang yang saya ikuti lomba Musabaqah Syarhil Qur`an. Yakni mensyarahkan Al-Qur`an sesuai dengan tema yang sudah ditentukan secara beregu, 1 regu terdiri dari 3 orang. Yakni mas Lukman sebagai Qori`, Mbak Nuri sebagai Pensyarah, dan saya sebagai Penerjemah. Kami giat berlatih dan masuk karantina untuk pembinaan, baik latihan pribadi atau latihan tim. Berbeda dengan 2 tahun yang lalu, ketika lomba di Jember dan Alhamdulillah kami meraih juara 3 Cab. MSQ saat itu, kali ini ada yang berbeda. Karena selain mempersiapkan lomba, saya lumayan disibukkan dengan dedline proposal skripsi dan persiapan bisnis Ameenda, begitupun dengan mas Lukman yang juga bekerja di kantor KUA, dan mbak Nuri yang sedang studi di Pasca Sarjana. Tapi dengan berbagai kesulitan dan mengorbankan beberapa hal, kami tetap berusaha menjadi tim yang solid. Mengingat tahun ini kami tidak punya pembina dan pendamping pembina seperti 2 tahun yang lalu. Kemudian menjelang keberangkatan lomba yang dilaksanakan selama 9 hari, kami sungguh merasa sangat optimis. Latihan dan kalimat-kalimat teman-teman yang mengingatkan keberhasilan kami 2 tahun yang lalu, saat itulah lomba pertama kami dalam MTQ dan berhasil membawa pulang piala Juara 3. Dan saat pengalaman kami ikut lomba pertama kali dalam babak penyisihan tingkat Malang Raya, dan kami juga membawa pulang piala juara 1 se-Malang Raya.
Keyakinan itu semakin bertambah saat kami dengar kabar, bahwa juara 2 MSQ saat di Jember tidak ikut lagi, kalau juara 1 sudah jelas tidak boleh ikut lagi. Kami melihat peluang yang sangat besar saat itu. Yakin seyakin-yakinnya. Keyakinan saya saat itu tanpa disadari menumbuhkan sedikit kesombongan dalam diri.
Hingga akhirnya hari saat kami harus tampil pun tiba, dan pagi hari kami harus ke Hotel tempat para dewan hakim seluruh cabang lomba di tempatkan. Untuk mengambil tema yang akan kami pakai. Tema andalan kami tentang “ Bahaya Pornografi dan Pornoaksi Bagi Kehidupan Bangsa dan Negara “ . Sesampainya disana, dengan sangat hati-hati dan dimulai membaca basmalah.. mb Nuri-pun memilih 1 tema. Saya sangat berharap itu adalah tema yang sudah kami persiapkan berbulan-bulan yg lalu, yang kami yakini adalah tema yang akan kami pakai. Dengan harap-harap cemas kami membuka kertas itu..
“ PEMUDA SEBAGAI GENERASI BANGSA”
Itulah tema yang kami dapat!!
Lemas rasanya tubuh saya. Tema itu adalah tema yang kamipun hanya latihan satu kali. Semua di antara kami bertiga tidak ada yang menguasai tema itu. Waktu kami hanya 13 jam untuk mempersiapkan semuanya. Tapi kami tetap menguatkan dan memberi keyakinan pada diri bahwa ini sudah digariskan Tuhan. Meski kami sedikit kecewa. Hingga sore, kami belum latihan sama sekali karena masih disibukkan membuat materi. Terhitung persiapan kami hanya 1 jam untuk latihan sebelum berangkat ke arena lomba yang kebetulan lumayan jauh letaknya dari hotel kami.
Bismillah...
Kami pasrah, tapi kami tetap berusaha.
Lalu nilai kami malam itu lumayan baik dan berada di posisi kedua. Tapi itu masih hari kedua, masih ada 3 hari lagi babak penyisihan. Kami terus berdoa, lebih digiatkan lagi. Rasanya ibadah sudah seperti minum obat bagi kami. Lalu sampailah kami di hari terakhir. Dimana posisi kami sudah turun di urutan ke-6. Yang berarti harapan 3. Dan kami masih punya harapan untuk masuk Final. Karena nilai kami kembar dengan urutan ke 5, dan urutan ke 4 kembar dengan urutan ke 3. Seperti saat di Jember, dengan nilai yang tidak kembarpun yang dilombakan dalam final malah 9 tim. Aneh kan?? Yah.. sejarah pertama dalam lomba MSQ dengan 9 tim. Tapi alhamdulillah rezeki kami masih dijaga oleh Allah. Dan sangat memungkinkan untuk masuk final..
(Gambarnya di ambil dr kamera hape, coba lihat nilainya.. samping kanan. Find my name? :D)
Tapi...
Hingga malam penutupan kami tetap tidak mendapat kabar apapun yang berarti secara otomatis kami juara harapan 3 dan memiliki nilai kembar dengan juara harapan 2. Yang masuk final hanya urutan 1-4. Kami memang kecewa. Kecewa sekali. Sampai malam sebelum malam penutupan, saya bertemu dengan salah satu dewan hakim lomba dan kami “ngobrol” sambil melihat lomba Final Qiro`ah tingkat Dewasa. Entah apa yang menggerakkan tiba-tiba beliau bertanya banyak hal dan saya menceritakan apa yg sy alami. Beliau menasehati sy dan menyuruh sy mencoba lagi kesempatan yang akan datang. Setelah berdiskusi banyak dengan beliau, jujur... saya merasa “disentil” oleh ALLAH dengan semua kejadian ini. Saya jadi flashback dengan yang sy alami beberapa waktu terakhir ini..
Pertama, ketika lomba, sy merasa ibadah sy lebih rajin lagi. Bisa berkumpul dengan para hafidz hafidzah dan otomatis mendapat ilmu baru dari mereka tentang hati, akhlak, dan lain-lain. Saya anggap ini sebagai perjalanan spritual saya. Sesuatu yang memang Allah berikan untuk mengingatkan saya karena mungkin ibadah sy sudah mulai luntur karena urusan dunia. Kedua, akhirnya saya memaknai bahwa sombong bermacam-macam, meski rasa percaya diri bedanya tipiiiis dengan sombong dan sy juga sering tidak bisa membedakan keduanya, tapi sombong itu juga ketika kita tidak berdoa kepada Allah, ketika ibadah kita mulai rapuh, ketika prinsip keagamaan kita mulai luntur, ketika ajaran agama kita sepelekan, dan ketika orang shaleh kita anggap aneh dan semua itu membuat kita jauh dari Allah.. Mungkin karena kerikil kecil inilah yang menyebabkan Allah Swt menegur saya dan memberi pelajaran karena memang Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong.
“Dan janganlah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman [31]:18)
Thank you ALLAH..
Finally, Kesempurnaan hanya milik Allah. Kekurangan milik manusia. Saya memang tidak membawa piala juara 1 dari MTQ, tapi.. saya merasa membawa piala yang tidak nampak. Piala yang tak bisa dilihat siapapun. Namun bisa dirasa rahmatNya sebab ia dari Allah SWT. Mudah-mudahan kita selalu bisa mendapatkan piala hikmah dari semua kejadian yang kita alami, sehingga kehidupan kita menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari..
Amin.